Friday, May 17, 2013

Antibiotik Pada Ternak

Antibiotik Pada Ternak
Antibiotik telah digunakan sejak 1940an dan berhasil mengurangi angka kematian karena penyakit menular. Tetapi penggunaan antibiotik secara terus menerus dianggap bisa mendorong proses kekebalan bakteri; konsekuensi yang paling ditakuti adalah bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik dan obat-obatan. Jika hal ini terjadi, obat-obatan dan seluruh penemuan antibiotik selama bertahun-tahun menjadi percuma. Hal seperti ini merupakan ancaman serius.

Sebagai tindak lanjut atas hal ini, CDC (Centers for Disease Control and Prevention), dan beberapa pihak lain menghimbau dokter supaya lebih bijak dalam menggunkan antibiotik. Saya tidak tahu apakah di negara kita juga menerapkan kebijakan yang sama.

Tapi hal lebih memprihatinkan terjadi di peternakan, dimana sebagain besar antibiotik biasanya digunakan. Sekitar 80 persen dari semua antibiotik yang dijual di Amerika Serikat digunakan pada industri peternakan atau daging. Sebagian besar dipakai untuk meningkatkan kesehatan binatang ternak dan mencegah penyakit di lingkungan yang tidak terlalu bersih. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik secara rutin mendorong terciptanya “superbugs”, yaitu bakteria yang kebal terhadap obat-obatan.

Ketika Anda memberi antibiotik pada hewan, sebagain bakteri mati. Tetapi selalu ada kemungkinan beberapa bakteri tidak dapat dibunuh dan berkembang dengan cepat. Bakteri seperti inilah yang kita sebut “superbugs”. Hal ini juga mendapat perhatian di Indonesia seperti dibahas di sebuah tulisan Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan.

Pada tahun 2006 dan 2010, ditemukan bukti bahwa bakteri seperti Salmonella dan Campylobacter kebal terhadap satu atau lebih antibiotik. Konsumsi daging yang terkontaminasi bisa beresiko besar terhadap kesehatan manusia.

SUMBER
SUMBER: Pemakaian Antibiotika Pada Ternak Dan Dampaknya Pada Kesehatan Manusia, Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan

No comments:

Post a Comment