Wednesday, July 10, 2013

Alkohol

Alkohol
Minuman beralkohol memang bukan hal baru. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sekitar 4.500 tahun lalu, para pekerja yang membuat pyramid diijinkan untuk beristirahat tiga kali sehari; selama beristirahat ada 5 jenis bir dan 4 jenis minuman anggur disediakan.

Jenis minuman yang mengandung alkohol sebenarnya telah ada bahkan jauh sebelum masa pembangunan pyramid. Beberapa kaleng atau vas yang terkubur di Zagros Mountains, Iran menyimpan sedimen seperti minuman anggur (retsina); diperkirakan sedimen itu terbentuk sejak tahun 5000 sebelum masehi. Ditemukan juga bukti tentang kebiasaaan meminum bir di Mesopotamia sekitar tahun 8000 sebelum masehi, rentang waktu ini kira-kira sama dengan peristiwa kepunahan Mammoth.

Kata “alkohol” memiliki sejarah sendiri; arti aslinya adalah bubuk logam (bubuk yang diambil dari bahan logam) dan digunakan untuk membuat kosmetik. Bagi para ahli kimia, alkohol bisa berupa senyawa organik apa saja, salah satunya adalah ethyl alcohol (C2H6O). Alkohol mulai mempengaruhi kinerja otak saat komposisinya dalam darah mencapai 0.05% (0.05 gram alkohol per 100cc darah). Dalam setiap setengah liter wine, kurang lebih memiliki konsentrasi alkohol sebesar 0.2%. Di level ini peminum pada umumnya sudah merasakan efek-efek samping misalnya emosi yang tidak terkendali. Bentuk luapan emosi bisa berupa tawa, tangisan, atau bahkan pingsan.

Sebuah studi menyatakan bahwa hampir semua hal yang diajarkan pada seseorang saat dia mabuk, sangat mudah dilupakan. Ketika pengaruh alkohol hilang, orang itu mungkin sama sekali tidak mengingat apa yang dia katakan atau lakukan saat mabuk. Tetapi dia akan lebih mudah mengingat semua hal itu saat dia kembali meminum/terpengaruh oleh alkohol.

Sebenarnya alkohol juga bisa memberi efek menguntungkan, jika dikonsumsi dalam dosis tepat. Sebuah percobaan yang dilakukan pada binatang menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah sedikit justru meningkatkan fungsi otak sehingga binatang tersebut bisa mempelajari sesuatu dengan cepat; bahkan lebih cepat dari binatang lain yang tidak mengkonsumsi alkohol.

Salah satu pengaruh menguntungkan bagi manusia adalah bahwa alkohol, dalam jumlah tepat, bisa mengurangi gejala penurunan aktivitas seksual misalnya ejakulasi dini. Secara psikologis, penggunaan alkohol meningkatkan keinginan untuk melakukan hubungan seksual. Artinya, seseorang merasa ingin melakukan hubungan seks dengan pasangannya, tapi sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda perubahan pada fisik atau anggota tubuhnya.

No comments:

Post a Comment